Suatu ketika,seorang utusan dari azerbaijan tiba di madinah. Karena hari sudah larut malam,ia memutuskan bermalam di Masjid Nabi. Namun ketika hendak tidur,ia mendengar suara orang sedang menangis dan merintih di malam dingin dan sunyi itu. Orang itu memohon sama Allah swt. "Ya Robbi..., aku sedang berdiri didepan pintuMu. Apakah engkau menerima taubat ku agar aku bisa mengucapkan selamat pada diriku,atau Engkau menolaknya agar aku menyampaikan para duka citaku pada diriku?"
utusan dari Azerbaijan sang terkesan. Matanya tidak jadi terpejam. Karena pemasaran,didekatinya orang itu seraya bertanya,"Assalamu'alaikum. Wahai saudaraku,siapakah engkau?" Di kegelapan orang itu menjawab, "Wa'alaikum salam warohmatullah wabarokatuh. Aku Umar bin Khattab."
Alangkah terkejutnya utusan itu. Ia sama sekali tidak menyangka akan bertemu khalifah Umar di masjid Nabi. Utusan itu berat-berat memperkenalkan diri," Aku adalah utusan wali dari Azerbaijan. Aku datang ke Madinah untuk menyampaikan amanat kepada amirul mukminin. Sampai disini ternyata sudah hari sudah malam. Maka kuputuskan besok pagi saja aku menjumpai anda, wahai amirul mukminin,karena aku tidak mau mengganggu tidur anda. Tapi ternyata Anda di sini..." Khalifah menjawab perkataan orang itu dengan singkat. "Semoga Allah merahmatimu. Aku takut bila aku tidur semalaman akan menghilangkan diriku di hadapan Allah swt. Dan bila aku tidur sepanjang hari, berarti aku mengabaikan rakyatku."
Setelah keduanya menunaikan sholat fajar,khalifah Umar mengajak tamunya untuk singgah kerumahnya. Sesampainya di rumah,khalifah Umar berkata pada istrinya, "Ya,Ummu kalsum. Tolong hidangkan makanan yang ada . Kami kedatangan tamu dari jauh, dari Azerbaijan." "Insya Allah," jawab istri umar. "Tapi,tidak ada apa-apa selain roti dan garam." "Tidak mengapa,"jawab Umar lembut. Sesaat kemudian. Umar dan tamunya menikmati roti dan garam. Usai makan. Khalifah Umar bertanya pada tamunya, "Apa maksud kedatangan anda kali ini?" Utusan dari Azerbaijan itu menjawab, "Aku di utus untuk menyampaikan hadiah ini kepada anda." "Bukalah bungkusan itu." pinta Umar. "Aku ingin tahu isinya." Ternyata isi bunkusan itu adalah gula-gula. "Gula-gula ini sungguh enak,Amirul mukminin. Ini produk istimewa dari Azerbaijan." Umar bertanya lagi, "Apakah kaum muslimin di madinah mendapatkan kiriman gula-gula ini?" Utusan itu tertegun sejenak,lalu menjawab gugup."Ti...tidak amirul mukminin. Gula-gula ini khusus untuk anda." Mendengar ucapan itu Khalifah Umar marah. Ia segera memerintahkan utusan itu untuk membawa hadiah itu ke masjid dan membagi-bagikan kepada kaum muslimin yang membutuhkannya. Dengan tegas Umar berkata."Barang ini haram masuk ke perutku. Kecuali kaum muslimin ikut memakannya juga! Dan anda cepatlah kembali ke Azerbaijan. Beritahukan yang mengutus kamu, kalau ia mengulangi perbuatannya ini,ia akan aku pecat."